Wednesday, September 3, 2008

HISTORY

Hanyalah Sebuah Forum,….

Forum Lintas Generasi Berawal dari diskusi tiga orang mahasiswa mengenai keadaan bangsa Indonesia ini. Mereka berdiskusi mengenai apakah Indonesia itu? Bagaimana keadaannya? Perubahan apa saja yang telah dialami? Siapakah mereka? Bagaimanakah peran pemuda saat ini? Tiga orang mahasiswa ini bukanlah siapa-siapa. Mereka hanyalah segelintir “anak muda“ yang mencoba berpikir, mengerti, peduli, dan memaknai sebuah peran... Tiga orang ini adalah: Paku Utama, Gisca Nuranisa, dan Mahareksha Sigh Dillon. Mereka semua adalah para mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan 2004. ketiga orang ini berasal dari latar belakang yang berbeda; Paku Utama seorang mahasiswa yang peduli terhadap perkembangan pendidikan masyarakat Indonesia. Ia mempunyai sekolah jalanan yang khusus untuk anak-anak jalanan dan pemulung. Gisca Nuranisa adalah seorang akademisi dan profesional. Dapat dikatakan ia merupakan salah satu cendikia muda di Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang peduli terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia (kelak hal ini akan membawanya dalam putaran calon Mahasiswa Berprestasi FHUI 2007). Mahareksha Sigh Dillon merupakan seorang pemikir kritis. Ia berasal dari keluarga intelektual Indonesia, di mana ia adalah murid langsung dari H.S. Dillon (tokoh Indonesia) yang tidak lain adalah ayahnya. Diskusi dilakukan secara rutin dan sederhana di dalam perputakaan FHUI, larut dalam keheningan dan keramaian, timbul dan tenggelam. Dalam perjalanannya, ketiga orang ini mengajak serta ketiga orang lainnya yang mempunyai pemikiran terhadap hal yang sama. Orang-orang tersebut adalah: Lambertus Tukan Berto (mahasiswa Sastra German UI 04). Ia adalah seorang pemikir serta penulis muda yang cemerlang. Ia besar dalam larutan dunia sastra Indonesia. Berasal dari keluarga sederhana dari Flores, di sana aktif mengembangkan pendidikan penduduk setempat dengan membangun sebuah perpustakaan umum di halaman rumahnya. Alida Tadjoedin (Mahasiswi S1 Hukum dari Leiden Universiteit). Merupakan seorang aktifis kritis yang mengembangkan pergerakan para pelajar indonesia di Leiden. Dan terakhir Pan Muhammad Faiz (Mahasiswa S2 di Delhi University). Ia adalah seorang intelektual yang lahir dari pergerakkan-pergerakkan kampus (saat S1 di UI). Sedari SMA, ia aktif dalam keorganisasian. Seorang dengan pemikiran yang kritis dan mendalam terhadap keadaan Indonesia. Dan sekarang ia aktif terhadap pergerakkan pelajar indonesia di Delhi (India). Diskusi-diskusi tersebut melahirkan sebuah ide dan pemikiran. Indonesia merupakan sebuah bangsa yang kaya akan keberagaman dan sejarah, dan kita sebagai “orang muda“ mempunyai peranan yang sangat besar. Kita sebagai pemuda, khususnya mahasiswa mempunyai peran besar terhadap perjuangan Indonesia. Mahasiswa masih dapat menggerakkan serta mengeraskan idealismenya, mereka belum tersentuh “kepentingan-kepentingan kotor“. Mereka dapat menyuarakan NURANInya dengan lantang. Atas dasar itulah mereka mencetuskan sebuah pergerakkan intelektual nurani yang berlandaskan MORAL. Maka dengan berkumpulnya enam orang ini, pada bulan Januari 2006 mereka sepakat untuk mendirikan sebuah forum yang bernama Forum Lintas Generasi. Dasar Pemikiran Atmosfer demokrasi yang berlangsung pada pasca reformasi terasa semakin signifikan. Ketika masyarakat asik mengeksplorasi makna demokrasi, kian terasa bahwa semakin banyak masalah timbul di tengah masayarakat kita. Masalah tersebut tak rundung surut, bahkan kian bertambah seperti: BBM yang mencekik kehidupan rakyat, kelaparan dan busung lapar di mana–mana, teror, bencana alam akibat kurang bijaksananya tindakan aparat pemerintah, konflik politik lokal otonomi daerah, hubungan dengan negara–negara sekitar, ditambah masalah abadi kita membudayanya korupsi, serta tidak habis–habisnya utang kita (IMF). Akar dari persoalan ini tak lain adalah pupusnya nilai-nilai moral dan budaya bangsa ini di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hukum, ekonomi, dan politik, bukannya berperan sebagai instrumen meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat, melainkan dijadikan komoditi untuk mengejar dan membenarkan kepentingan segelintir orang yang mengatasnamakan kepentingan rakyat. Tragisnya, dengan banyaknya masalah internal bangsa Indonesia itu, kita pun nampaknya tidak menyadari benar apa itu arti Globalisasi dan tantangan yang mengintainya. Tidak adanya kepedulian yang serius terhadap masalah yang dihadapi tersebut, bukan mustahil sewaktu–waktu ia akan berubah menjadi ancaman runtuhnya bangsa dan Negara Kesatuan RI seperti yang terjadi di Uni Soviet dan Chekoslowakia. Akar dari persoalan dan ancaman bagi bangsa Indonesia di atas adalah disebabkan luputnya pijakan moral dan budaya bangsa di dalam proses pengambilan keputusan dan implementasinya di berbagai bidang. Pada gilirannya hiruk pikuk praktek politik, penegakan hukum, dan pencapaian cita-cita mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan demokratis bergulir tanpa landasan moral dan budaya luhur bangsa Indonesia. Atas dasar pijakan pemikiran itulah maka Forum Lintas Generasi ini berdiri. Dengan mengemban amanah mulia tersebut, kami selaku orang muda yang peduli terhadap perubahan jaman berusaha untuk terus melakukan berbagai kajian dan edukasi publik guna memberikan roh moral dan budaya dalam mengisi dan memperkuat demokrasi di negeri ini.

Salam Lintas Generasi

Tuesday, May 29, 2007

FORUM LINTAS GENERASI

KAJIAN DEMOKRASI & EDUKASI PUBLIK
(Bidang Moral - Budaya: Hukum, Ekonomi & Politik)

Jakarta, Januari 2006


Dasar Pemikiran


Atmosfer demokrasi yang berlangsung pada pasca reformasi terasa semakin signifikan. Ketika masyarakat asik mengeksplorasi makna demokrasi, kian terasa bahwa semakin banyak masalah timbul di tengah masayarakat kita. Masalah tersebut tak rundung surut, bahkan kian bertambah seperti: BBM yang mencekik kehidupan rakyat, kelaparan dan busung lapar di mana–mana, teror, bencana alam akibat kurang bijaksananya tindakan aparat pemerintah, konflik politik lokal otonomi daerah, hubungan dengan negara–negara sekitar, ditambah masalah abadi kita membudayanya korupsi, serta tidak habis–habisnya utang kita (IMF).
Akar dari persoalan ini tak lain adalah pupusnya nilai-nilai moral dan budaya bangsa ini di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hukum, ekonomi, dan politik, bukannya berperan sebagai instrumen meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat, melainkan dijadikan komoditi untuk mengejar dan membenarkan kepentingan segelintir orang yang mengatasnamakan kepentingan rakyat. Tragisnya, dengan banyaknya masalah internal bangsa Indonesia itu, kita pun nampaknya tidak menyadari benar apa itu arti Globalisasi dan tantangan yang mengintainya. Tidak adanya kepedulian yang serius terhadap masalah yang dihadapi tersebut, bukan mustahil sewaktu–waktu ia akan berubah menjadi ancaman runtuhnya bangsa dan Negara Kesatuan RI seperti yang terjadi di Uni Soviet dan Chekoslowakia.
Akar dari persoalan dan ancaman bagi bangsa Indonesia di atas adalah disebabkan luputnya pijakan moral dan budaya bangsa di dalam proses pengambilan keputusan dan implementasinya di berbagai bidang. Pada gilirannya hiruk pikuk praktek politik, penegakan hukum, dan pencapaian cita-cita mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan demokratis bergulir tanpa landasan moral dan budaya luhur bangsa Indonesia.
Atas dasar pijakan pemikiran itulah maka Forum Lintas Generasi ini berdiri. Dengan mengemban amanah mulia tersebut, kami selaku orang muda yang peduli terhadap perubahan jaman berusaha untuk terus melakukan berbagai kajian dan edukasi publik guna memberikan roh moral dan budaya dalam mengisi dan memperkuat demokrasi di negeri ini.


Tujuan

Mencerdaskan dan membangun kepribadian bangsa yang berlandaskan roh moral dan budaya di bidang kajian dan edukasi publik: hukum, ekonomi dan politik.


Bentuk Aktivitas dan Kegiatan Forum Lintas Generasi

Kegiatan bulanan
Melakukan dialog tematis dan diskusi dengan tokoh – tokoh masyarakat yang kritis dan memiliki kredibilitas dan integritas tinggi, dari berbagai kalangan, seperti: sipil, militer, budayawan, akademisi, rohaniawan.

Kegiatan tahunan
Melakukan dialog terbuka secara nasional, diberi nama ”Konvensi Forum Lintas Generasi”. Dialog tersebut akan dilaksanakan setiap tanggal 28 Oktober dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda.

Hasil dialog dan diskusi akan dibukukan secara berkala dalam rangka sosialisasi pencerdasan masyarakat.


#Pendukung/Penasihat :

Abdurahman Saleh
Abdurrahman Wahid
Adi Sasono
Adnan Buyung Nasution
Aida Ismet
Ali Sadikin
Arief Rachman
Arif T. Surowijoyo
BJ Habibie
Faisal Basrie
Frans Magnis Suseno
Goenawan Mohammad
H.S. Dillon*
Hariman Siregar*
Hikmahanto Juwana*
Iwan Fals
Jakob Oetama
Jimly Ashiddiqie
Karni Ilyas
Marie Muhammad
Mas Achmad Sentosa*
Nono Anwar Makarim
Rizal Ramli
Sutanto
Sutiyoso
Taufik Ismail
Todung Mulya Lubis
Wikrama I Abidin*
Winarno Surachmat


DEKLARASI
Forum Lintas Generasi


Akar dari persoalan dan ancaman bagi bangsa Indonesia di atas adalah disebabkan luputnya pijakan moral dan budaya bangsa di dalam proses pengambilan keputusan dan implementasinya di berbagai bidang. Pada gilirannya demokratisasi bergulir tanpa landasan moral dan budaya luhur bangsa Indonesia.
Atas dasar pemikiran tersebut maka Forum Lintas Generasi ini lahir.
Dengan mengemban amanah mulia tersebut, kami selaku orang muda yang peduli terhadap perubahan jaman berusaha untuk terus melakukan berbagai kajian dan edukasi publik guna memberikan roh moral dan budaya dalam mengisi dan memperkuat demokrasi di negeri ini.

14 Januari 2006


*Sudah berdiskusi dan mendukung
# Nama-nama di atas hanyalah sekedar nama yang kami jadikan role model dimana kami mentransfer ilmu mereka untuk kemudian kami sebar luaskan. Nama-nama ini akan terus bertambah seiring perkembangan jaman dan perkembangan kesadaran peran para pemuda serta organisasi ini.

Lintas Generasi!!
TETAP SEMANGAT!!!!